Tim pengabdian masyarakat dari Prodi S1 Keperawatan Univeraitas Muhammadiyah Lamongan melakukan edukasi deteksi dini dan penanganan stunting pada Jum'at 8 September 2023. Kegiatan yang diselenggarakan di Masjid An-Nur Keduwul ini, dihadiri oleh 38 ibu dan remaja putri yang berasal dari anggota Balai Sakinah Aisyiyah (BSA) dan Nasyiatul Aisyiyah Keduwul, Kec. Sukodadi, Kab. Lamongan.
Isni Lailatul Maghfiroh., S.Kep., Ns., M.Kep sebagai ketua tim pengabdian masyarakat menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memahamkan masyarakat khususnya ibu-ibu muda & wanita dewasa muda tentang stunting dan cara pencegahhannya. Isni yang sekaligus ketua BSA Keduwul ini mengatakan bahwa kegiatan ini juga sebagai bentuk kolaborasi antara Amal Usaha Muhammadiyah dengan Organisasi Otonom Muhammadiyah.
Suratmi., S.Kep., Ns., M.Kep., kaprodi S1 Keperawatan yang juga anggota tim pengabmas ini juga mengatakan bahwa sasaran & topik kegiatan ini dipilih sudah dipikirkan secara seksama. Salah satu alasannya adalah karena Lamongan tahun 2022 merupakan kabupaten dengan peringkat ke-4 terbanyak angka stunting di Jawa Timur yaitj sebesar 27,5% (di bawah standar WHO yakni harus di bawah 20%). BSA dan Nasyi'ah yang program kerjanya berfokus pada penanganan kesehatan ibu dan anak juga merupakan target yang pas untuk diberikan edukasi dengan topik ini.
Harnina Samantha Aisyah., S.Kep., Ns., M.Kep dosen Keperawatan anak ditugaskan sebagai pemateri dalam kegiatan ini. Nina, sapaan akrabnya menekankan bahwa stunting terjadi akibat kekurangan gizi kronis dalam waktu 1000 hari usia kehidupan anak sejak dalam kehamilan sampaj usia 2 tahun. Dampak stunting juga cukup membahayakan kecerdasan dan kesehatan generasi penerus Indonesia. Oleh karena itu harus dicegah dengan berbagai upaya pada beberapa target yakni: remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dengan bayi usia 0-6 bulan, dan ibu dengan balita usia 6-2 tahun. Beberapa upaya yang cukup disoroti untuk mencegah stunting adalah pemenuhan gizi pada ibu & anak, pencegahan penyakit infeksi dengan imunisasi lengkap pada balita, dan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, dan pemberian ASI dan MPASI sesuai dengan tumbuh kembang anak.